Trending

Saturday, March 21, 2015

Korban Permainana Bisnis

Hi Bisnisman, Dewasa ini banyak sekali yang menawari aneka macam bisnis dan usaha yang menjanjikan. Sejuta iming-iming diberikan untuk memikat usahawan muda yang masih jauh dari kata "Berpengalaman", malah lebih banyak yang termasuk dalam kategori "Beginner".
Lumajang Bisnis
Kata-kata manis dibungkus dengan cerita-cerita yang menggiurkan akan keuntungan yang berlipat dalam tempo yang singkat. Akhirnya banyak usahawan-usahawan pemula yang ingin mengadu nasib dengan usaha yang katanya menguntungkan, tanpa tau kondisi lapangan yang sesungguhnya.

Budidaya jahe contohnya. Banyak yang menawarkan Produk Organik , khususnya jenis pupuk organik yang mampu mendongkrak hasil tanaman yang dibudidayakan saat ini. Masalah harga pupuk organik dapat dikesampingkan, melihat iming-iming yang bakal diperoleh nanti.
Namun fakta di lapangan tidak selalu berjalan mulus seperti teori yang sudah dijelaskan oleh penjual produk. Tidak ada produk yang kualitasnya no 2, dimana-mana pasti kualitas nomor 1.

Hal yang paling mencengangkan bagi penulis, menurut pengalaman teman-teman yang telah terjerumus ke dalam usaha budidaya jahe dengan produk tertentu. Penjual produk memberikan penyuluhan ke luar kota-kota terdekat, yang dianggap punya potensi. Padahal si penjual produk tidak pernah membuktikan hasil dari penggunaan produk yang dijualnya itu, karena si penjual bukan orang pertanian. Kata si penjual produk tersebut ketika berkunjung ke rumah penulis menyatakan, "Ilmu kita tidak akan dihargai orang dimana kita tinggal, tetapi akan sangat menghasilkan bila kita menyalurkan ilmu kita di luar daerah kita sendiri". Maksudnya, biarpun kita bukan berasal dari petani, kita bisa menjadi penyuluh pertanian di luar daerah, sebab mereka tidak akan mengecek ke rumah kita, latar belakang kita karena terpaut jarak yang cukup jauh. Cukup bermodalkan teori dan produk, kita dapat meraup banyak keuntungang, itu yang saya tangkap dari pembicaraan kami.

Andaikata produk tersebut memberikan hasil yang luar biasa ketika panen, tetapi keadaan pasar berkata lain. Seperti yang penulis alami sendiri saat terjun ke budidaya tanaman jahe, harga jahe di pasar tradisional mencapai harga Rp. 18.000/kg. Untuk masa tanam sampai panen tanaman jahe setidaknya membutuhkan 11 bulan. Ketika telah sampai 11 bulan dan tiba musim panen perdana, harga jahe di pasar tradisional hanya Rp. 4.500/kg, fantastis bukan.
Begitu banyak cukong-cukong yang meraup banyak keuntungan dengan mempermainkan harga pasar dan lagi-lagi petani yang banyak dirugikan. Akibatnya, banyak orang yang enggan jadi petani. Apa yang akan terjadi bila banyak petani yang enggan menggarap tanahnya, kita semua mau makan apa?

Lebih kasian lagi, banyak usahawan muda yang rela melepaskan pekerjaan sebelumnya untuk terjun jadi pembudidaya tanaman jahe, hanya karena iming-iming yang begitu menggiurkan.
Untuk itu, kita harus lebih berhati-hati setiap mengambil keputusan, jangan terburu-buru dan harus cermat mengamati setiap iformasi yang masuk.

No comments:

Designed By Blogger Templates