Menjerit Karena Olga Meninggal, BBM Naik

Hi Bisnisman, Indonesia sedang dirundung duka atas meninggalnya Olga Syaputra, khususnya para fans Olga. Terlebih lagi masalah kenaikan BBM yang naik 500 per liternya.

Oleh karena itu, kita harus terbiasa dengan naik turunnya harga minyak, tentunya dengan dibarengi kenaikan harga kebutuhan pokok sehari-hari. Akibat kenaikan harga BBM sudah pasti membuat pengusaha kalang kabut dan rakyat kecil menjerit, bila harga dinaikkan otomatis pelanggan akan lari.

Bagaimana pengusaha dalam mengatasi kenaikan harga BBM?

Usahawan harus berorientasi ke masa depan, terutama pada keberlangsungan usaha yang jadi mata pencahariannya. Siapa yang mau rugi atau dirugikan..? semua usahawan pasti mencari keuntungan. Untuk sementara ini rugi sedikit tidak jadi masalah daripada mengejar untung tapi pelanggan pada kabur, malah celaka 12 yang berdampak lebih merugikan pada usaha kita.

Lebih parahnya lagi, harga BBM Jawa-Madura-Bali selisih 100 rupiah yang pastinya harga di luar Jawa-Madura-Bali lebih murah.

Apapun kondisi di luar sana pasti ada dampak positif bagi pribadi kita, itu pun jika kita menyadarinya. Seperti yang penulis alami, ketika BBM naik dengan harga hampir 10.000 di SPBU, gaji saya dinaikkan 200 ribu rupiah. Padahal bulan berikutnya harga BBM turun dan naik lagi tapi masih di bawah harga awal.

Ambil Peluang dan Mulai Usaha

Daripada kita mengisi hidup dengan mengeluh saja, lebih baik kita syukuri apa yang ada. Sebab, apa yang kita fikirkan itulah yang akan jadi kenyataan atau yang akan kita alami. Dan yang pasti, dengan sering mengeluh, hidup kita serasa jauh lebih berat dari apa yang dialami sebenarnya.

Walaupun harga BBM tidak tentu setiap bulannya, meski saat ini BBM naik, yang pasti rejeki tiap kita sudah diatur dan tidak akan dikurangi. Yakinlah, hidup ini sudah ada yang ngatur jadi kenapa kita harus sibuk memikirkan hidup/ rejeki kita? Tinggal kita yang harus belajar mengatur keuangan, dan tepat guna.