Trending

Thursday, February 19, 2015

Penjahit Sukses Karena Kritikan Konsumen

Hai Bisnisman, banyak orang yang iri melihat orang lain sukses, rasa iri itu sering muncul bila ingat usahanya yang tak kunjung membuahkan hasil. Tetapi tidak demikian bagi orang yang memiliki jisa Bisnisman, kegagalan merupakan kesuksesan yang tertunda.

Menjadi bisnisman tidaklah mudah, harus memiliki tekad yang sangat kuat untuk bangkit lagi dan lagi, kala kegagalan merundung usaha atau pekerjaannya. Ketidak berhasilannya merupakan cambukan motivasi, bukan sebagai hasil. Terlebih penting lagi, seorang bisnisman melakukan segala daya dan upaya serta buah kerjanya tidaklah dianggap sebagai hasil, tetapi lebih dipandang sebagai PROSES.
Oleh karena itu, bisnisman atau usahawan senantiasa menerima kritik dan saran demi kemajuan usahanya untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Seperti kehidupan dan usaha yang dijalani oleh ibu Lasiana yang tinggal di pinggiran kota. Tepatnya di Kelurahan Kepuharjo Gang Blimbing RT 02 RW 10 ini. Awalnya ia bekerja sebagai buruh pada salah satu penjahit di lingkungan Kepuharjo. Pada satu waktu ada gesekan antar karyawan, Lasiana memutuskan untuk berhenti menjadi buruh jahit yang bekerja pada tetangganya. Dilain pihak, tuntutan ekonomi terus mendesaknya sampai akhirnya diputuskannya untuk menekuni permak (memperbaiki pakaian yang robek dan rusak).
Sampai kurun waktu berminggu-minggu, orang yang pernah memperkerjakannya itu menyuruh jahitkan baju yang belum pernah ia lakukan selama ini. "Saya kan blum pernah jahit baju, apalagi semuanya dikerjakan sendiri. Kalau waktu ikut juragan kan hanya menjahit kain setengah jadi", celotehnya.
Apa boleh dikata, jika memang nasib tidak akan kemana. Mantan juragannya itu tetap ngotot supaya Lasiana membuatkan baju untuknya. Ada maksud terpendam dari mantan majikannya untuk memberi motivasi agar Lasiana berani untuk ambil resiko. Alhasil, sampai sekarang sudah berlangsung 14 tahun ia menjadi tukang permak. Dari hasil jahitannya, ia dapat membantu suami menyekolahkan putri semata wayang hingga lulus SMA, dan sisa penghasilannya ia gunakan membangun rumah sendiri dan beli sepetak tanah yang atas nama anaknya.

Tidak seperti penjahit biasanya, Lasiana kalau siang lebih banyak tidur dan leha-leha, tetapi kalau malam ia bekerja keras menyelesaikan jahitannya hingga fajar tiba. Tentu saja tetangga kanan kiri sedikit yang tau bila Lasiana menjadi tukang jahit selama ini. Apalagi tarif yang ia pasang begitu murah dibanding di tempat lain, dan orang-orang senang karena jahitan Lasiana selalu tepat waktu, bahkan belum jatuh tempo sudah selesai.
Begitulah kisah perjalanan singkat seorang Lasiana menjadi penjahit yang sudah banyak orang mengenalnya, dan mungkin masih banyak usahawan-usahawan yang sudi berbagi kisah di blog ini, saya persilahkan.

No comments:

Designed By Blogger Templates